Penguatan Dolar AS Menjelang Pertemuan Federal Reserve: Fokus pada Pesan Jerome Powell.

  • Perekonomian AS menunjukkan ketahanan dan inflasi yang terus meningkat, mengindikasikan sikap hawkish dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
  • Federal Reserve diperkiraan tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25%-5,50%

Indeks Dolar AS (DXY) sedang menguat di level 105,95, menjelang dimulainya pertemuan Federal Reserve (Fed) selama dua hari. Harapan pasar akan sikap hawkish dari bank sentral, tetapi pesan yang disampaikan oleh Jerome Powell akan menjadi kunci utamanya. 

Sementara indeks saham S&P 500 mengalami penurunan pada hari Selasa setelah lima bulan kenaikan berturut-turut, karena data yang menunjukkan tekanan upah yang memicu kekhawatiran tentang inflasi tepat saat Federal Reserve memulai pertemuan selama dua hari.

Perekonomian AS menunjukkan ketahanan dan inflasi yang terus meningkat, mengindikasikan sikap hawkish dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang mungkin menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kemajuan yang telah dicapai. Biaya tenaga kerja AS naik lebih dari perkiraan pada kuartal pertama, didorong oleh kenaikan upah dan tunjangan, memicu kekhawatiran baru tentang inflasi saat spekulasi investor tentang penurunan suku bunga The Fed terus menurun.

Indeks Biaya Ketenagakerjaan naik 1,2% pada kuartal terakhir setelah naik sebesar 0,9% yang tidak direvisi pada kuartal sebelumnya, sementara biaya tenaga kerja meningkat 4,2% secara tahunan.

Federal Reserve memulai pertemuan penetapan kebijakan dua hari pada hari Selasa, dengan perkiraan tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25%-5,50%, yang telah berlangsung sejak bulan Juli.

Pernyataan Jerome Powell setelah keputusan kebijakan moneter kemungkinan akan semakin penting karena investor sangat menantikan petunjuk apakah dia akan mengadopsi pandangan pasar yang kurang dovish terhadap prospek suku bunga.

Dilansir dari investing.com Goldman Sachs menyatakan bahwa “FOMC kemungkinan akan tetap mempertahankan pesan mereka bahwa inflasi yang lebih tinggi telah menunda pemotongan suku bunga pada pertemuan bulan Mei.”

Harga Emas di Tertekan di Bawah $2.300 Terpicu oleh Data Ekonomi AS. 

  • Harga emas jatuh di bawah level $2.300.
  • Indeks Biaya Ketenagakerjaan (ECI) AS, yang mengukur upah dan tunjangan, meningkat sebesar 1,2% QoQ setelah naik 0,9% pada akhir tahun 2023

Harga emas jatuh di bawah level $2.300 pada hari Selasa, dipengaruhi oleh data AS yang menunjukkan kenaikan biaya tenaga kerja, yang dapat mendorong inflasi. Ini menyebabkan Federal Reserve AS mungkin harus menahan diri dalam menurunkan suku bunga, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ketua Fed Jerome Powell dua minggu lalu.

XAU/USD diperdagangkan di $2.296, mengalami penurunan lebih dari 1,50% pada hari Selasa, seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS dan penguatan Dolar AS. Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) menunjukkan lonjakan Indeks Biaya Tenaga Kerja (ECI) pada bulan April.

Indeks Biaya Ketenagakerjaan (ECI) AS, yang mengukur upah dan tunjangan, meningkat sebesar 1,2% QoQ setelah naik 0,9% pada akhir tahun 2023, melebihi perkiraan sebesar 1%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS). Hal ini akan membuat The Fed tetap mempertahankan polanya karena kekhawatiran akan percepatan inflasi kembali membayangi.

Selain itu, sentimen konsumen Amerika semakin memburuk, seperti yang diungkapkan oleh Conference Board dalam laporannya pada bulan yang sama. Pekan ini, data ekonomi AS tetap menjadi perhatian utama, terutama PMI Manufaktur ISM, keputusan kebijakan moneter The Fed, dan laporan Nonfarm Payrolls AS.

Penurunan Harga Minyak Mentah AS Terpicu oleh Kenaikan Upah yang Tak Terduga.

  • Minyak Mentah AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan pada hari Selasa.
  • Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago AS mengejutkan dengan penurunan menjadi 37,9 pada bulan April, di bawah perkiraan 44,9.

Minyak Mentah AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan pada hari Selasa, turun menjadi $81,00 per barel karena investor meninggalkan aset-aset berisiko dan beralih ke tempat perlindungan seperti Dolar AS (USD), mengikuti kenaikan yang tak terduga dalam data upah yang menandakan kemungkinan terus meningkatnya inflasi, sehingga mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga jangka pendek oleh Federal Reserve.

American Petroleum Institute (API) melaporkan peningkatan pasokan Minyak Mentah AS sebesar 4,906 juta barel per minggu karena produksi AS terus melebihi permintaan. Menurut data API, stok Minyak Mentah AS selama pekan yang berakhir pada 26 April meningkat sebesar 6,514 juta barel untuk bulan April.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago AS mengejutkan dengan penurunan menjadi 37,9 pada bulan April, di bawah perkiraan 44,9 dan turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 41,4. Prospek aktivitas yang suram memberikan dampak negatif bagi investor, terutama bagi mereka yang mengharapkan penurunan suku bunga: penurunan dalam aktivitas ekonomi AS mengindikasikan potensi masalah bagi pasar ekuitas, sementara tekanan inflasi yang tetap tinggi menghambat kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat perilisan data fundamental dari USD hari ini yaitu :

  1. AS akan melaporkan Data ADP Nonfarm Employment Change adalah laporan bulanan yang memberikan informasi tentang perkiraan jumlah pekerjaan baru yang dibuat di sektor nonpertanian (di luar sektor pertanian) selama bulan yang berakhir pada tanggal tertentu.
  2. Data S&P Global US Manufacturing PMI adalah indikator yang mengukur kesehatan sektor manufaktur di Amerika Serikat. PMI (Purchasing Managers’ Index) adalah indikator yang menggambarkan kondisi aktivitas manufaktur
  3. ISM Non – Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) adalah indeks yang mengukur tingkat aktivitas manufaktur di bidang jasa di Amerika Serikat.
  4. ISM Non –  Manufacturing Prices adalah indeks yang mengukur perubahan biaya harga dalam sektor jasa manufaktur.
  5. AS akan melaporkan data JOLTS Job Openings mengacu pada informasi yang diperoleh dari survei, yang dilakukan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (U.S. Bureau of Labor Statistics – BLS). Survei ini memberikan informasi tentang pasar tenaga kerja, terutama terkait dengan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia di suatu periode waktu.
  6. AS juga akan merilis data persediaan barel minyak mentahnya, untuk melihat permintaan minyak global.
  7. Keputusan suku bunga The Fed yang di ambil oleh Federal Open Market Committee (FOMC), badan kebijakan moneter Federal Reserve, tentang apakah akan meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan tingkat suku bunga acuan.
  8. Selain itu akan ada pidato The Fed Chairman Powell menjadi perhatian pasar keuangan dan investor karena berpotensi memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter masa depan seperti suku bunga, inflasi, dan kondisi ekonomi secara umum.

Dari agenda tersebut dapat memberikan dorongan harga untuk USD hari ini.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data ADP Nonfarm Employment Change rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data S&P Global US Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data ISM Non- Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD. 

Data JOLTs Job Openings rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Data Crude Oil Inventories rilis lebih tinggi dari forcast negatif/pesimis untuk OIL. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast positif/optimis untuk OIL.

Fed Interest Rate Decision rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan : 

Data ADP Nonfarm Employment Change (Apr) rilis lebih rendah dari data previous.

Data S&P Global US Manufacturing PMI (Apr) rilis lebih rendah dari data previous

Data ISM Manufacturing PMI (Apr) lebih rendah dari data previous.

Data ISM Manufacturing Prices (Apr) lebih rendah dari data previous.

Data JOLTs Job Openings (Feb) rilis lebih rendah dari data previous.

Data Fed Interest Rate Decision sesuai dari data previous.

Share on: