Ketegangan Geopolitik dan Kekhawatiran Fed Membayangi Harga Emas, Sementara Yen Jepang Menguat.

  • Yen Jepang sedikit menguat sedikit pada hari Selasa.
  • Ketegangan geopolitik dan kekhawatiran Fed membayangi harga emas.
  • Pemulihan permintaan di Tiongkok dan Amerika Serikat serta kekhawatiran eskalasi konflik di timur tengah topang harga minyak.

Yen Jepang sedikit menguat, BoJ intervensi ?

Pada hari Selasa, Dolar AS mendekati level tertingginya dalam 4,5 bulan terhadap mata uang utama lainnya karena para pedagang menarik spekulasi tentang penurunan suku bunga dari Federal Reserve. 

Dolar mencatat level tertinggi baru dalam enam minggu terhadap euro dan hampir sama terhadap pound sterling setelah data positif AS pada hari Senin menunjukkan pertumbuhan di sektor manufaktur untuk pertama kalinya sejak September 2022. Meskipun imbal hasil Treasury AS jangka panjang melonjak, kekhawatiran tentang intervensi dari Jepang membatasi penguatan dolar terhadap yen. Yen Jepang menguat sedikit pada hari Selasa, meskipun masih berada di level terendah dalam 34 tahun. 

Dilansir dari investing.com menteri Keuangan Jepang menyatakan bahwa intervensi tidak dikecualikan dalam menanggapi pergerakan yang tidak teratur pada mata uang. Meskipun Bank Sentral Jepang baru-baru ini menaikkan suku bunga pertama kalinya sejak tahun 2007, para pejabat tetap hati-hati dalam mengambil langkah-langkah lebih lanjut mengingat kondisi ekonomi saat ini.

Ketegangan geopolitik dan kekhawatiran Fed membayangi harga emas.

Harga emas (XAU/USD) telah menarik minat beberapa pembeli selama enam hari berturut-turut hingga hari Selasa, mendekati kembali puncak historis yang dicapai sebelumnya. Hal ini terjadi karena meningkatnya ketegangan geopolitik setelah dilaporkan bahwa serangan Israel menargetkan sebuah gedung di sekitar kedutaan Iran di ibu kota Suriah. 

Di samping itu, kekhawatiran terkait keputusan Federal Reserve (Fed) untuk menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali dalam tahun ini juga berpengaruh negatif terhadap sentimen risiko global, memperkuat peran logam mulia sebagai tempat perlindungan aman.

Data manufaktur AS yang positif pada hari Senin mengganggu ekspektasi terhadap penurunan suku bunga Fed di bulan Juni. Hal ini membuat imbal hasil obligasi Treasury AS tetap tinggi dan mendorong nilai Dolar AS naik ke level tertinggi sejak 14 Februari. Kenaikan nilai dolar tersebut kemungkinan akan membatasi apresiasi lebih lanjut harga emas karena emas tidak memberikan imbal hasil langsung.

Pemulihan permintaan di Tiongkok dan Amerika Serikat serta kekhawatiran eskalasi konflik di timur tengah topang harga minyak.

Harga minyak mengalami kenaikan pada hari Selasa karena adanya indikasi pemulihan permintaan di Tiongkok dan Amerika Serikat, dua negara terbesar dalam konsumsi minyak global, serta meningkatnya kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah yang berpotensi mempengaruhi pasokan minyak dari wilayah tersebut. 

Dilansir dari investing.com, ahli strategi pasar IG Yeap Jun Rong menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mendukung kenaikan harga minyak terus meningkat, seperti kondisi ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan di Tiongkok dan Amerika Serikat yang memberikan prospek permintaan yang lebih positif. 

Peningkatan aktivitas manufaktur di Tiongkok pada bulan Maret, yang merupakan pertama kalinya dalam enam bulan, dan di Amerika Serikat, yang pertama kalinya dalam 1-1/2 tahun, menunjukkan peningkatan permintaan minyak tahun ini. 

Share on: