Kamu pernah mendengar soal overbought oversold? Kedua istilah ini memang sering muncul dalam analisa trading forex. Dua sinyal ini sangat penting untuk kamu pahami karena bisa mendefinisikan kondisi harga saat ini dan langkah apa yang harus kamu lakukan untuk menghadapinya. Penasaran kan seperti apa fungsi dan cara menggunakan overbought oversold? Yuk, kenalan dengan mereka ya lewat pembahasan di bawah ini.

Mengenal Overbought Oversold dalam Trading

Overbought adalah kondisi dimana harga suatu mata uang sudah mencapai batas jenuh dari kenaikannya. Kondisi ini umumnya didahului dari pergerakan uptrend. Setelah kenaikan harga dirasa cukup, para trader yang sebelumnya mendorong harga naik dengan membuka order buy akan menutup posisi mereka untuk mengambil profit trading forex.

Kita analogikan dengan kondisi harga beras dimana semakin tinggi harga beras tersebut akan membuat masyarakat sulit untuk membelinya. Begitu juga yang terjadi dengan sebuah mata uang. Ketika harganya semakin naik, maka jumlah pembelinya akan semakin sedikit.

Di titik inilah harga dikatakan mengalami kondisi overbought. Karena banyak pelaku pasar yang menutup posisi buy dan melakukan profit taking. Lambat laun harga pun akan melemah. Semakin banyak trader yang menutup order buy-nya, maka penurunan harga akan semakin tajam setelah level overbought terlewati.

Sementara, oversold adalah kebalikan dari overbought. Oversold adalah kondisi dimana harga suatu mata uang mencapai titik terendahnya bahkan dibawah harga standar. Biasanya kejadian Oversold itu didahului dari pergerakan downtrend yang tajam. 

Nah, oversold ini bisa terjadi karena sebelumnya ada dorongan sell dari para trader yang sangat besar. Saat penurunan harga sudah terlalu ekstrim, maka terjadilah oversold. 

Cara Menentukan Overbought Oversold

Sekarang pertanyaannya, bagaimana ya caranya menentukan titik overbought oversold ini? Nah, cara termudah untuk mengetahuinya adalah dengan menggunakan indikator tipe Oscillator seperti RSI atau Stochastic.

1. Menggunakan Indikator RSI

RSI bisa mengukur OB dengan batas 70 dan OS dengan batas 30. Itu artinya, overbought bisa terlihat apabila grafik indikator sudah naik melebihi level 70. Sementara, oversold terkonfirmasi ketika grafik RSI turun melewati batas level 30.

Overbought Oversold RSI

Katakanlah harga saat ini sedang naik kencang melintasi level 70, maka artinya tak lama harga tersebut kemungkinan akan berbalik turun. Ketika situasi ini terjadi, maka idealnya kamu membuka posisi sell. 

Meskipun fungsi utama RSI memberi sinyal entry bagi trader dengan strategi trend reversal atau pembalikan arah, tapi overbought juga bisa digunakan oleh trader yang ikut trend (trend follower).

Trend follower biasanya menggunakan sinyal ini sebagai bahan pertimbangaan exit ketika mereka masih menahan posisi buy. Sementara, bagi trend follower yang baru membuka posisi akan menjauh sejenak dan menunggu ada tanda-tanda harga akan melanjutkan trend.

Begitu juga ketika sinyal indikator RSI terus turun hingga melewati level 30. Ketika ini terjadi, trend follower biasanya bersiap-siap mengakhiri posisi sell mereka atau menghindari open posisi karena tidak ada tanda-tanda sinyal penerusan downtrend.

2. Menggunakan Indikator Stochastic

Enggak jauh berbeda dengan indikator RSI, juga bisa mengonfirmasi sinyal overbought dan oversold. Bedanya, stochastic memiliki level standar 80 untuk overbought dan 20 untuk oversold. Tapi, kamu juga bisa melakukan custom batasannya misalnya saja 90 untuk overbought dan 10 untuk oversold seperti gambar berikut. 

Overbought Oversold Stochastic

Kalau di market sendiri, overbought oversold merupakan hal yang lumrah terjadi. Saat kedua situasi ini terjadi, maka diharapkan harga akan berbalik arah dan tren yang terjadi akan segera berhenti. 

Tapi ketika harga sudah terlalu tinggi apakah ada kemungkinan bisa terus naik? Tentu saja bisa. Untuk itu, sebenarnya yang terpenting dari overbought dan oversold ini adalah kamu mengetahui risiko yang bisa ditanggung ketika trading. Kamu enggak bisa mengikuti kondisi pasar karena bisa sangat fluktuatif.

Dengan begitu, kamu bisa mengatur waktu kapan harus buka posisi dan kapan harus menutupnya karena sudah punya batasan sendiri. Loss bisa diperkecil dan profit yang didapat pun jadi lebih maksimal. Gimana? Kamu sudah siap menerapkan overbought dan oversold ini dengan trading di MagnetFX? Yuk, daftar dan trading sekarang, ya!

Share on: