Faktor Geopolitik dan Kebijakan The Fed Dongkrak Harga Emas.

  • Dollar AS melemah sore ini sementara bank sentral AS tidak terburu – buru menurunkan suku bunganya.
  • Faktor geopolitik dan bank sentral AS menegaskan momentum emas di zona hijau.
  • Tekanan sentimen risiko global dan sikap bank sentral menopang penurunan harga minyak WTI.

Dollar AS melemah sore ini sementara bank sentral AS tidak terburu – buru menurunkan suku bunganya.

Indeks dolar AS mengalami pelemahan sore ini, meskipun demikian, nilai tukar dollar masih berada di level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Ini didukung oleh pernyataan banyak pejabat Federal Reserve yang mengisyaratkan bahwa bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga lebih awal, terutama mengingat tingkat inflasi yang masih stabil. Dolar AS (USD) terus berjuang untuk mendapatkan daya tarik di tengah penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS.

Data indeks harga PCE, yang merupakan parameter inflasi yang digunakan oleh The Fed, diharapkan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai kondisi inflasi dalam minggu ini. Beberapa pejabat Fed juga dijadwalkan akan memberikan pidato minggu ini, dan diperkirakan akan mengulangi prospek suku bunga yang cenderung lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Faktor geopolitik dan bank sentral AS menegaskan momentum emas di zona hijau.

Harga emas menetap di zona hijau, menyusul penurunan dolar AS dan prospek tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga bank sentral AS. Sedangkan, ketegangan geopolitik dan aksi militer di Timur Tengah serta perang Rusia-Ukraina, mendukung harga emas sebagai safe-haven. 

Prospek hawkish tetap mendukung kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS, yang membantu USD bertahan di atas level terendah tiga minggu yang dicapai pada hari Kamis lalu dan memberikan tekanan pada harga Emas yang tidak memberikan imbal hasil. Namun, sisi negatifnya tampaknya terbatas di tengah risiko peningkatan aksi militer lebih lanjut di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, yang cenderung menguntungkan safe-haven XAU/USD.

Tekanan sentimen risiko global dan sikap bank sentral menopang penurunan harga minyak WTI.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terus turun karena adanya tekanan permintaan yang mungkin disebabkan oleh meningkatnya sentimen risiko global dan kebijakan moneter bank sentral yang diantisipasi akan tetap stabil atau bahkan meningkat. Prospek suku bunga Federal Reserve yang hawkish juga menekan harga minyak.

Penurunan ini melanjutkan kerugian minggu lalu, ketika Brent turun sekitar 2% dan WTI turun lebih dari 3% di tengah indikasi bahwa penurunan suku bunga AS mungkin tertunda dua bulan karena kenaikan inflasi.

Ketika konflik Israel-Hamas berlanjut di Timur Tengah, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada CNN pada hari Minggu bahwa perunding dari Amerika Serikat, Mesir, Qatar dan Israel telah menyetujui bentuk dasar kesepakatan penyanderaan selama pembicaraan di Paris tetapi masih dalam tahap negosiasi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan belum jelas apakah kesepakatan akan terwujud.

Dolar menguat di tengah kekhawatiran pasar bahwa inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menunda pemotongan suku bunga AS yang tinggi yang telah membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar global.

Share on: