Dollar AS Merosot Siang ini, Harga Emas Terkerek Naik !

  • Dolar AS alami kemunduran meskipun data ekonomi yang positif.
  • Harga emas pulih jelang sesi Eropa memanfaatkan pelemahan Dollar AS.
  • Proyeksi pertumbuhan permintaan minyak oleh OPEC ditengah harga minyak naik.

Dolar AS alami kemunduran meskipun data ekonomi yang positif.

Dolar AS mengalami penurunan dari puncak lima minggu dekat 103,70 terhadap mata uang utama lainnya, dipengaruhi oleh turunnya imbal hasil obligasi Treasury AS. Sementara itu, Goldman Sachs memproyeksikan perekonomian AS akan terhindar dari perlambatan besar, tetapi memperingatkan inflasi bisa tetap lebih tinggi dari perkiraan dan membebani pertumbuhan. 

Dilansir dari Reuters.com, CEO David Solomon menyatakan bahwa ada risiko inflasi yang lebih tinggi, terutama terkait tenaga kerja, pangan, dan gas. Inflasi harga konsumen AS naik menjadi 3,4%, namun tidak termasuk biaya pangan dan energi menunjukkan moderasi pada tekanan harga. Federal Reserve sedang memantau kekuatan inflasi untuk menentukan kebijakan suku bunga mendatang.

Harga emas pulih jelang sesi Eropa memanfaatkan pelemahan Dollar AS.

Harga emas (XAU/USD) mempertahankan pemulihan intradaynya menjelang sesi Eropa, menghentikan penurunan dua hari berturut-turut ke level terendah satu bulan. Ketegangan geopolitik akibat serangan pemberontak Houthi di Laut Merah dan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok memberikan dukungan pada emas sebagai safe-haven. 

Penurunan Dolar AS dan aksi ambil untung setelah kenaikan baru-baru ini juga mendukung harga emas. Meskipun penjualan ritel AS optimis, spekulasi penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve tetap terbatas, mendukung kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS dan membatasi kenaikan harga emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global oleh OPEC ditengah harga minyak naik.

Harga minyak mengalami kenaikan pada hari Kamis karena OPEC memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak global yang kuat selama dua tahun mendatang. Gangguan produksi minyak AS akibat cuaca dingin dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga turut mempengaruhi pasar. Harga minyak Brent naik 0,3% menjadi $78,09 per barel, sementara minyak WTI AS naik 0,6% menjadi $72,96. 

Meskipun OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan, kenaikan harga terbatas karena pasar mempertimbangkan berbagai faktor pendorong, termasuk peningkatan stok minyak AS yang tidak terduga dan kondisi pemulihan yang menantang di Tiongkok. Pelaku pasar masih berjuang untuk memahami dinamika permintaan-penawaran di tengah ketegangan geopolitik.

Share on: