Wall Street Stabil, Tekno Bangkit di Tengah Bayang-bayang Utang AS.

  • Saham teknologi bangkit, dipimpin Alphabet dan Snowflake, menopang pasar setelah aksi jual tajam sebelumnya.

  • RUU pajak dan belanja Trump lolos di DPR, berisiko menambah utang nasional hingga $5 triliun.

Pasar saham AS ditutup mendatar pada Kamis, menandai jeda setelah aksi jual besar sehari sebelumnya. S&P 500 naik tipis 0,03% sementara Dow Jones nyaris tak berubah, menyusul lonjakan imbal hasil obligasi yang mengguncang pasar. Sentimen investor tetap hati-hati di tengah kekhawatiran terhadap lonjakan utang nasional AS yang kini diperkirakan bisa meningkat hingga $5 triliun dalam dekade mendatang akibat rencana pajak dan belanja Presiden Donald Trump yang baru saja lolos dari DPR.

Sektor teknologi memimpin pemulihan, dengan Alphabet mencatatkan penguatan berkat sentimen positif pasca konferensi pengembangannya. Sementara itu, saham Snowflake melonjak setelah menaikkan proyeksi pendapatan, mencerminkan optimisme atas belanja korporat di sektor AI dan data analytics. Di sisi lain, indikator ekonomi seperti klaim pengangguran mingguan menunjukkan pasar tenaga kerja yang tetap solid, meskipun PMI manufaktur tergelincir ke zona kontraksi.

UBS menaikkan target S&P 500 menjadi 6.000 untuk akhir tahun dan 6.400 pada pertengahan 2026, seiring ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perusahaan yang kuat, terutama dari sektor AI dan teknologi cloud. Namun, valuasi saham yang sudah tinggi menjadi perhatian, dan para analis memperkirakan bahwa penyesuaian ekonomi terhadap tarif dan kebijakan fiskal baru bisa menjadi hambatan jangka pendek.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • RUU Pajak dan Belanja Trump Lolos di DPR
    RUU pajak dan pengeluaran Presiden Trump lolos tipis di DPR (215-214), dengan kritik karena pemangkasan program sosial dan risiko menambah utang nasional $3–5 triliun. RUU ini kini menunggu persetujuan di Senat.

  • Data Ketenagakerjaan Masih Solid
    Klaim pengangguran mingguan turun ke 227.000, menunjukkan pasar tenaga kerja masih kuat. Namun, PMI manufaktur turun di bawah 50 (kontraksi), menandakan potensi perlambatan ekonomi jangka pendek.

  • UBS Naikkan Target S&P 500 Meski Valuasi Mahal
    UBS menaikkan target S&P 500 ke 6.000 di akhir 2025 dan 6.400 di pertengahan 2026, dengan alasan pertumbuhan AI, pendapatan perusahaan yang kuat, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Namun, mereka mengingatkan valuasi saham saat ini sudah tinggi, dengan P/E di atas rata-rata lima tahunan.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS netral.

Emas Tergelincir dari Puncak, Dolar Perkasa dan Utang AS Menghantui.

  • Harga emas turun dari puncaknya akibat penguatan Dolar dan kekhawatiran fiskal AS.

  • Ketegangan geopolitik Timur Tengah jaga prospek bullish jangka menengah emas.

Harga emas tergelincir 0,83% ke $3.289 pada Kamis, gagal mempertahankan level $3.300 meski sempat menyentuh tertinggi dua pekan di $3.345. Penguatan Dolar AS, yang tercermin dari kenaikan Indeks Dolar ke 99,86, dan penurunan imbal hasil obligasi AS menjadi faktor utama penekan. Persetujuan DPR atas anggaran Presiden Trump yang berpotensi menambah utang $4 triliun turut membebani sentimen, apalagi Moody’s menurunkan peringkat utang AS, mempertegas kekhawatiran pasar terhadap keberlanjutan fiskal.

Meskipun tekanan teknikal membayangi, ketegangan geopolitik tetap menjadi penopang harga emas. Laporan media menyebut Israel bersiap menyerang fasilitas nuklir Iran jika pembicaraan dengan AS gagal. Di sisi data, PMI manufaktur dan jasa AS pada Mei menunjukkan perbaikan di atas ekspektasi, dan klaim pengangguran mingguan juga menurun, menegaskan bahwa ekonomi AS masih dalam kondisi solid.

Para pelaku pasar kini menantikan data perumahan dan komentar pejabat The Fed, termasuk potensi sinyal arah suku bunga. Meski real yield dan imbal hasil obligasi 10 tahun turun, outlook jangka menengah untuk emas tetap bergantung pada arah Dolar AS, perkembangan geopolitik, dan panduan kebijakan moneter. Data terbaru menunjukkan pasar kini memprediksi pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps di akhir tahun.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Dolar AS Menguat Tipis, Menjadi Penekan Harga Emas
    Indeks Dolar (DXY) menguat 0,18% ke 99,86, mempersempit penurunan mingguan sebelumnya. Dolar yang lebih kuat membuat emas yang dihargakan dalam USD menjadi kurang menarik bagi investor global.

  • Sentimen Pasar Rapuh Akibat Kenaikan Utang AS dan Pemangkasan Rating
    Persetujuan RUU anggaran Trump di DPR diproyeksikan menambah $4 triliun ke plafon utang AS. Moody’s menurunkan peringkat utang AS dari AAA negatif ke AA1 stabil, menambah tekanan pada aset-aset AS.

  • Data Ekonomi AS Kuat: PMI dan Klaim Pengangguran Mendukung Outlook Positif
    PMI manufaktur dan jasa AS untuk Mei melampaui ekspektasi, dan klaim pengangguran turun menjadi 227K. Ini memperkuat persepsi bahwa ekonomi AS masih solid.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

OPEC+ Goyang Harga Minyak: Pasar Ketar-ketir Jelang Juli.

  • OPEC+ pertimbangkan kenaikan produksi 411.000 bpd untuk Juli, potensi oversupply.

  • Stok minyak AS naik 1,3 juta barel, beri tekanan tambahan pada harga.

Harga minyak dunia melemah pada Kamis di tengah kekhawatiran pasar atas kemungkinan peningkatan produksi oleh OPEC+ pada bulan Juli. Brent turun 0,72% ke $64,44 per barel, sementara WTI turun 0,6% ke $61,20. Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa OPEC+ sedang mempertimbangkan kenaikan produksi hingga 411.000 barel per hari, yang memicu kekhawatiran bahwa suplai global dapat melebihi pertumbuhan permintaan.

Tekanan tambahan datang dari data Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan lonjakan mengejutkan stok minyak mentah AS sebesar 1,3 juta barel, berbeda dari ekspektasi penurunan. Analis memperkirakan hal ini bisa mendorong peningkatan ekspor minyak AS, terutama ke Eropa dan Asia. Di sisi lain, izin operasional Chevron di Venezuela yang akan berakhir pada 27 Mei memberikan ketidakpastian baru, namun pasar belum merespons secara penuh.

Sejumlah analis melihat langkah OPEC+ ini sebagai pergeseran strategi dari mempertahankan harga ke mempertahankan pangsa pasar. Arab Saudi diperkirakan akan menjadi motor utama peningkatan produksi. Meski begitu, volatilitas masih tinggi, terutama jika izin Chevron tidak diperpanjang atau jika OPEC+ mengambil keputusan mengejutkan dalam pertemuan 1 Juni mendatang.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • OPEC+ bahas peningkatan produksi – Kenaikan 411.000 barel per hari untuk Juli sedang dipertimbangkan menjelang pertemuan 1 Juni, meski belum ada keputusan final.

  • Stok minyak AS naik mengejutkan – Data EIA menunjukkan kenaikan stok minyak 1,3 juta barel, berbanding terbalik dengan ekspektasi penurunan 1,3 juta barel, memberi tekanan tambahan pada harga WTI.

  • Arab Saudi jadi kunci – Analis memperkirakan peningkatan produksi terbesar kemungkinan akan berasal dari Arab Saudi, sejalan dengan strategi mempertahankan pangsa pasar ketimbang harga.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari German dan Amerika hari ini yaitu: 

  • German GDP (QoQ) – Produk Domestik Bruto (GDP) mengukur nilai total semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam periode tertentu. Untuk QoQ (quarter-over-quarter), artinya perbandingan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini dibandingkan kuartal sebelumnya.
  • US New Home Sales – Data ini mengukur jumlah rumah baru yang terjual selama sebulan. Ini adalah indikator penting dalam sektor properti dan konsumsi rumah tangga di AS.

Dari data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga EUR dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data German GDP rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk EUR.

Data New Home Sales rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

German GDP rilis sesuai dengan data sebelumnya
New Home Sales rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: