Ketika sedang browsing di internet tentang forex, kamu mungkin pernah menemukan 1 line yang menyatakan trading forex adalah judi. Tapi, apakah benar demikian? 

Well, sure it can be! Trading forex adalah judi bisa saja terjadi kalau kamu memperlakukannya seperti berjudi. Enggak punya tujuan, enggak punya strategi, dan enggak punya disiplin terhadap diri sendiri. Hanya mengandalkan keberuntungan saja, berharap kamu bisa kaya secara instan dari forex.

Sebaliknya, kamu juga bisa lho Trading for living” di forex kalau memperlakukannya seperti bisnis. Saat menjalankan bisnis, kamu tentu butuh strategikan untuk menghasilkan keuntungan? Dan kalau berbisnis, pastinya butuh waktu untuk bisa terlihat hasilnya. Nah, sama dengan forex.

Benarkah Trading Forex Adalah Judi?

Mungkin kamu sudah tahu, kalau di judi penentu utama keberuntungannya adalah kasino, sementara keberuntungan trading forex berada di tangan tradernya masing-masing. Forex adalah sumber terbaik untuk mendapatkan profit, asalkan kamu trading dengan “Professional manner”.

Lalu, kenapa banyak orang yang masih banyak menganggap kalau forex sama dengan judi? Ada beberapa alasan yang membuat banyak orang menganggap bahwa trading forex sama dengan berjudi. Yuk, kita bedah satu per satu.

1. Katanya Forex Bisa Menghasilkan Cuan Besar Secara Instan, Sama Seperti Judi

Trading Forex Adalah Judi Karena Katanya Forex Bisa Menghasilkan Cuan Besar

Kamu pastinya sering mendengar kalau forex bisa menghasilkan cuan dengan nominal fantastis hanya dalam waktu cepat. Tapi, benar enggak sih seperti itu? 

Sebenarnya bisa saja kamu menghasilkan cuan yang besar, tapi enggak seinstan seperti merebus mie instan. Kamu enggak bisa melakukannya seperti tebak-tebakkan saat berjudi. Seringnya, para trader lupa dengan konsep money management saat melakukan trading.

Misalnya saja, saat kamu melihat kesempatan untuk untung besar, lalu tergiur untuk trading dengan keseluruhan modal yang kamu miliki. Padahal, dari awal kamu sudah memiliki strategi sendiri untuk enggak mengambil risiko lebih dari 10% terhadap modal yang kamu miliki. Akhirnya, setelah kamu mengalami loss kamu justru menyalahkan sistem trading-nya, kamu malah menganggap trading forex adalah judi.

2. Diiming-Imingi Keuntungan yang Gak Masuk Akal

Diiming-Imingi Keuntungan yang Gak Masuk Akal

Hal selanjutnya yang sering membuat orang menganggap trading forex adalah judi adalah kena tipu janji manis. Udah enggak tahu ilmunya, eh kamu gampang banget kena jebakan batman dari para oknum marketing broker nakal yang mengimingi-imingi profit besar-besaran dan enggak real. 

Sekarang banyak banget iklan-iklan para oknum broker yang menjanjikan profit besar dengan jumlah yang pasti. Padahal, di dalam trading forex enggak ada keuntungan yang pasti setiap bulannya. Nah, kalau kamu menemukan broker yang menjanjikan hal itu, maka kemungkinan besar itu termasuk penipuan forex.

Tapi, bukan hanya itu. Bahkan, banyak juga broker yang sembrono mengelola uang nasabahnya tanpa strategi apapun. Udah di-phpin harapan setinggi langit, eh dijatuhkan begitu saja, duh. 

Makanya, enggak heran kalau tindakan-tindakan ini yang menimbulkan trust issue orang-orang terhadap forex. Akhirnya, banyak orang yang menganggap trading forex sama dengan berjudi.

So, mulai sekarang kamu perlu berhati-hati ya saat memilih broker, terutama broker bandar. Pastikan kamu sudah mengetahui cara memilih broker yang sudah teregulasi dengan jelas. Jangan sampai merugi dulu, baru deh kamu sadar.

3. Trading Forex Adalah Pasar Keuangan yang Bukan Mengandalkan Prediksi

Trading Forex Adalah Pasar Keuangan yang Bukan Mengandalkan Prediksi

Banyak yang mengira kalau forex adalah pasar keuangan yang hanya mengandalkan prediksi saja. Padahal, forex juga punya sisi fundamental dan teknikal yang perlu dianalisis oleh para trader. Bagi kamu yang sudah lama terjun langsung di dunia trading forex, pastinya sudah tahu bagaimana cara trading forex.

Nah, pada dasarnya, cara trading forex adalah membeli satu mata uang dengan menjual mata uang lainnya secara bersamaan. Pasangan mata uang tersebut kemudian diperdagangkan dalam satu waktu yang sama. Misalnya saja kamu mau membeli EUR/USD seharga 1.24000.

Mata uang di sisi kiri (dalam hal ini Euro) merupakan mata uang dasar dan mata uang di sisi lain disebut mata uang kutipan. Nah, notasi di atas itu menunjukkan kalau 1 unit mata uang dasar sama dengan 1.24000 mata uang kutipan (1 euro = 1.24000 USD).

Sehingga, kamu harus membayar sebesar 1.24000 USD apabila ingin membeli 1 euro. Lalu, di sisi lainnya saat kamu mau menjual 1 euro yang dimiliki, maka kamu akan mendapatkan 1.24000 USD.

Bisa ditarik kesimpulan, jika trading forex seperti membeli mata uang asing lalu menyimpannya dalam jangka waktu tertentu dan dijual kembali ketika nilai mata uang tersebut mengalami kenaikan atau penguatan nilai tukar.

Wah, ternyata dari pertukaran mata uang tersebut juga bisa menjadi celah kamu ya untuk mendapatkan cuan. Selisih dari nilai mata uang yang diperjualbelikan bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan.

Tapi, untuk melakukan hal ini, para trader biasanya mengamati dan menganalisis kondisi pasar uang terlebih dahulu dan beragam faktor yang bisa memengaruhi nilai mata uang di dunia. Jadi, enggak sembarangan, ya!

4. Enggak Menganalisa Terlebih Dahulu

Trading Forex Adalah Judi Karena Enggak Menganalisa Terlebih Dahulu

Menurut kamu, apa kira-kira yang membuat orang merasa kecanduan? Salah satunya, karena timbul rasa bahagia dan senang sehingga mereka ingin mengulang perasaan itu lagi. Ini sama halnya saat kamu sedang trading forex dan ternyata profit.

Hal ini tentu mendorong kamu untuk terus trading karena yakin akan terus-terusan profit. Kamu pun melakukan trading dengan nominal yang lebih besar tanpa strategi yang matang. Begitu juga saat kamu mengalami kerugian.

Kebanyakan trader ketika mereka loss, mereka cenderung akan mencoba trading lagi, bahkan dengan nominal yang lebih besar. Yah, alasan utamanya karena mengejar ketertinggalan, mengejar kegagalan di trading sebelumnya.

Tanpa disadari, tindakan ini memanglah seperti penjudi yang kalah taruhan dan memasang taruhan lagi guna mengembalikan kerugian. Misalnya begini, kamu bertransaksi beli (buy) pada EUR/USD di 1,1311. Lalu, kamu menutup di posisi 1,1288 yang artinya kamu merugi.

Karena kamu panik dan bingung, kamu buka posisi baru dengan lot yang lebih besar, bahkan enggak menganalisa dulu. Overthinking kamu berkata bahwa dengan lot yang lebih besar, bisa menutupi kerugian di sebelumnya, bahkan mungkin bisa menghasilkan keuntungan lebih. 

Tapi ternyata, kamu loss lagi dengan kerugian yang lebih besar. Proses ini berulang terus menerus sampai kamu enggak memiliki duit sepeserpun. Saking kesalnya, akhirnya kamu menganggap kalau trading forex adalah judi.

Perlu diingat ya, perdagangan buta tanpa strategi dan analisis sudah dijamin akan menghasilkan risiko kegagalan lebih besar. Jadi, jangan hanya mengejar keuntungan saat trading forex. Trading forex adalah kegiatan mencari cuan yang didasari ilmu dan pengetahuan. Selain perlu menguasai strategi dalam trading, kamu pun juga perlu menguasai psikologi trading terutama mengontrol 3 emosi yakni fear, greed dan hope.

Share on: