Wall Street Melesat ke Rekor Tertinggi Meski Trump Putuskan Dagang dengan Kanada.

Trump menghentikan pembicaraan dagang dengan Kanada, namun negosiasi AS-Tiongkok menunjukkan kemajuan signifikan.
Data inflasi tetap jinak, memperkuat peluang pemangkasan suku bunga The Fed meski GDP Q1 terkontraksi.
S&P 500 ditutup mencetak rekor baru di 6.169,84 meski sempat tertekan setelah Presiden Donald Trump secara tiba-tiba menghentikan pembicaraan dagang dengan Kanada. Langkah ini memicu kembali kekhawatiran perang dagang, terutama setelah Kanada menetapkan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi AS. Namun, indeks rebound seiring ekspektasi tercapainya kesepakatan dagang AS-Tiongkok sebelum batas waktu 9 Juli.
Optimisme pasar didorong oleh kemajuan pembahasan antara AS dan Tiongkok terkait ekspor mineral tanah jarang, serta kemungkinan perpanjangan jeda tarif oleh Trump. Selain itu, data inflasi utama yang relatif jinak, yaitu PCE Index hanya naik 0,1% bulan ke bulan, membuat pasar tetap percaya bahwa risiko inflasi masih terkendali. Namun, data core PCE yang sedikit lebih tinggi dari ekspektasi tetap membuat The Fed berhati-hati terkait pemangkasan suku bunga.
Dari sisi ekonomi, kontraksi GDP AS sebesar 0,5% pada Q1 menambah tekanan agar The Fed segera bertindak. Namun, bank sentral tetap bersikap menunggu sambil memantau dampak tarif terhadap inflasi. Di sisi korporat, saham Nike melonjak setelah merilis laporan keuangan Q4 yang melampaui ekspektasi dan mengumumkan rencana relokasi produksi dari Tiongkok ke AS.
Kesimpulan Sentimen:
Arah sentimen pasar cenderung Bullish, didukung data inflasi yang jinak, prospek kesepakatan dagang AS-Tiongkok, serta optimisme terhadap kebijakan The Fed yang lebih akomodatif.
Emas Terpukul: Damai Geopolitik & Kesepakatan Dagang Pangkas Daya Tarik Safe Haven.

Gencatan senjata Israel-Iran dan kesepakatan dagang AS-China mengurangi permintaan safe haven emas.
Pasar tetap memprediksi pemangkasan suku bunga meskipun inflasi sedikit di atas ekspektasi.
Harga emas merosot lebih dari 1,5% pada Jumat karena membaiknya selera risiko global. Hal ini dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran, serta kesepakatan dagang antara AS dan China yang diumumkan Kamis lalu. Selain itu, pernyataan dari pejabat Iran di PBB tentang kesiapan membentuk konsorsium nuklir regional dan potensi berakhirnya perang Gaza-Israel dalam dua minggu semakin memperkuat optimisme pasar.
Meski data inflasi AS melalui Core PCE Mei sedikit lebih tinggi dari ekspektasi (2,7% YoY), pasar tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 63,5 basis poin hingga akhir tahun. Komentar dari Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, yang masih memperkirakan dua kali penurunan suku bunga tahun ini, menambah tekanan terhadap emas. Di sisi lain, indeks dolar AS cenderung datar dan imbal hasil obligasi 10 tahun AS juga tidak banyak bergerak.
Investor kini beralih dari aset safe-haven seperti emas menuju aset berisiko karena stabilitas geopolitik dan prospek ekonomi global yang membaik. Emas spot turun ke level terendah satu bulan, sementara logam mulia lainnya juga terkoreksi. Meskipun ada sedikit penurunan dalam belanja konsumen AS, kondisi ekonomi secara keseluruhan mendukung penguatan aset berisiko.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish – Harga emas tertekan oleh perbaikan sentimen risiko global dan berkurangnya kekhawatiran geopolitik, memperlemah daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Harga Minyak Tersungkur, Guncangan OPEC+ dan Gencatan Senjata Iran-Israel.

OPEC+ dilaporkan akan menambah produksi 411.000 barel per hari pada Agustus.
Minyak turun 12% dalam sepekan karena berkurangnya risiko geopolitik dan gencatan senjata Iran-Israel.
Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih tinggi pada Jumat setelah sempat anjlok akibat laporan bahwa OPEC+ berencana menaikkan produksi pada Agustus. Brent ditutup naik tipis 4 sen ke $67,77 per barel, dan WTI naik 28 sen ke $65,52. Meskipun begitu, minyak mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2023, turun sekitar 12%, seiring memudarnya premi risiko geopolitik usai tercapainya gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Selama konflik selama 12 hari antara Israel dan Iran, harga Brent sempat menembus $80, namun merosot tajam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata. Di tengah kembalinya fokus pasar ke fundamental, kabar rencana OPEC+ menambah pasokan sebanyak 411.000 barel per hari pada Agustus menekan harga, meskipun laporan penurunan stok minyak di AS dan Eropa memberikan sedikit dukungan.
Faktor tambahan yang turut menopang harga adalah ekspektasi permintaan meningkat di bulan-bulan mendatang, data impor minyak Iran ke China yang melonjak, serta turunnya jumlah rig aktif di AS ke level terendah sejak Oktober 2021. Namun secara keseluruhan, kekhawatiran suplai telah mereda, dan pasar kini lebih mempertimbangkan sisi pasokan dan permintaan secara murni.
Kesimpulan Sentimen:
Bearish, karena pasar kembali fokus pada fundamental dengan suplai global berpotensi meningkat, sementara premi risiko konflik Timur Tengah telah hilang.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Prediksi GBP, EUR dan USD:Â