Dolar Melemah di Tengah Damai Dagang dan Fokus Inflasi.

Indeks Dolar AS turun ke bawah 99 karena membaiknya sentimen risiko dan prospek positif dari pembicaraan dagang AS-Tiongkok.
Pasar fokus pada rilis data inflasi AS minggu ini, yang akan menjadi penentu arah kebijakan Fed menjelang pertemuan FOMC.
Dolar AS melemah pada Senin setelah pembukaan positif dalam pembicaraan dagang AS-Tiongkok di London. Indeks Dolar (DXY) turun 0,28% ke bawah level 99, didorong oleh membaiknya sentimen risiko meski pasar ekuitas AS bergerak campuran. Penurunan imbal hasil obligasi dan ketidakpastian menjelang data inflasi membuat investor menahan posisi menjelang pertemuan FOMC pada 17–18 Juni.
Pasar saham AS tetap stabil meski dibayangi protes sipil terkait kebijakan imigrasi Presiden Trump. S&P 500 ditutup naik 0,1%, sementara Nasdaq menguat 0,3%. Citigroup menaikkan target akhir tahun S&P 500 ke 6.300, mencerminkan pandangan fundamental yang membaik dan ekspektasi bahwa valuasi saat ini akan bertahan.
Komentar positif dari pejabat AS mengenai “pembicaraan yang membuahkan hasil” dengan Tiongkok menunda potensi tarif hingga Agustus. Namun, pelemahan ekspor Tiongkok dan data inflasi AS yang akan dirilis Rabu menjadi penentu arah kebijakan moneter berikutnya. Inflasi yang lebih tinggi dapat memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen terhadap Dolar AS bearish untuk jangka pendek, terdorong oleh membaiknya hubungan dagang dengan Tiongkok, menurunnya imbal hasil, dan spekulasi bahwa inflasi yang naik akan memperkuat posisi hawkish The Fed tanpa perlu pelonggaran tambahan.
Emas di Persimpangan: Antara Damai Dagang dan Data Inflasi.

Penurunan imbal hasil obligasi dan akumulasi emas oleh China menopang harga emas di tengah ketidakpastian global.
CPI AS yang lebih tinggi dari ekspektasi bisa membatasi prospek penurunan suku bunga The Fed, membebani prospek jangka menengah emas.
Harga emas melonjak ke $3,329 per troy ounce pada hari Senin, didorong oleh pelemahan Dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Meskipun sentimen risiko membaik seiring dimulainya pembicaraan dagang AS-China, minat terhadap aset lindung nilai tetap terjaga karena ketegangan geopolitik, terutama dari konflik Rusia–Ukraina, terus membayangi pasar global.
Pasar emas kini dihadapkan pada sinyal yang beragam. Di satu sisi, pelonggaran ketegangan antara Washington dan Beijing serta data tenaga kerja AS yang solid menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Di sisi lain, penurunan imbal hasil riil dan aksi akumulasi emas oleh bank sentral China mendukung harga. CPI AS yang akan dirilis Rabu diperkirakan naik menjadi 2,5% YoY, yang dapat membatasi ruang The Fed untuk melonggarkan kebijakan.
Dengan ekspektasi inflasi yang meningkat dan geopolitik yang belum stabil, harga emas berpotensi bertahan tinggi dalam jangka pendek. Namun, jika inflasi menguat dan membatasi opsi dovish The Fed, emas bisa kehilangan daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap kebijakan moneter.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen saat ini netral dengan kecenderungan bearish, karena meskipun didukung oleh pelemahan Dolar dan ketegangan geopolitik, ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dapat menahan potensi pemangkasan suku bunga The Fed, sehingga menekan minat pasar terhadap emas.
Minyak Rebound: Harapan Musim Panas & Damai Dagang Picu Optimisme.

Permintaan minyak diprediksi meningkat karena musim liburan dan potensi pemulihan konsumsi China.
Negosiasi dagang AS–China menumbuhkan harapan pengurangan hambatan perdagangan dan peningkatan aktivitas ekonomi global.
Harga minyak WTI naik ke level tertinggi tujuh minggu di atas $64 per barel pada hari Senin, didorong oleh ekspektasi lonjakan permintaan dari musim liburan serta potensi pemulihan permintaan minyak dari China. Di sisi pasokan, meskipun OPEC mulai menaikkan kuota produksi, pasar belum menunjukkan tanda-tanda kelebihan pasokan, memberi ruang bagi reli harga untuk berlanjut.
Perundingan dagang AS-China di London memberikan harapan bahwa Presiden Trump akan melunakkan pendekatan tarifnya. Pola yang berulang antara ancaman dan penundaan tarif menjadi latar optimisme investor, mengingat de-eskalasi konflik dagang bisa mempercepat pemulihan konsumsi energi global, khususnya dari China yang permintaannya stagnan sejak 2020.
Musim perjalanan musim panas dan peluang perbaikan hubungan dagang dipandang sebagai katalis ganda bagi permintaan minyak. Selama OPEC berhasil menyeimbangkan peningkatan produksi dengan potensi lonjakan konsumsi, pasar tetap terjaga dari risiko kelebihan pasokan.
Kesimpulan Sentimen:
Sentimen pasar minyak saat ini cenderung bullish, ditopang ekspektasi lonjakan permintaan dan sentimen positif dari arah perundingan dagang global.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai perubahan sentimen untuk pasar komoditi, forex dan indeks saham AS.