Dolar AS Menguat, Tapi Investor Sudah Siap untuk Melepas.

  • Kebijakan tarif 10% universal Trump bisa menambah tekanan inflasi, tetapi tidak memberi dorongan nyata bagi makroekonomi AS.

  • Dengan Fed mempertahankan suku bunga, BofA memperkirakan inflasi inti tetap di 2,8% (YoY) dan inflasi utama turun ke 2,3%.

Dow futures naik 450 poin (+1,1%), S&P 500 futures naik 1,2%, dan Nasdaq futures naik 1,4% setelah Gedung Putih mengumumkan tercapainya kesepakatan dagang dengan China pada pertemuan tingkat tinggi di Jenewa. Perwakilan AS menyatakan kesepakatan telah dicapai, dengan pejabat seperti Jamieson Greer dan Scott Bessent menyebutkan bahwa progresnya signifikan dan perbedaan tampaknya tidak sebesar yang diduga, namun rincian isi kesepakatan baru akan dijelaskan pada briefing hari Senin.

Presiden AS Donald Trump menegaskan akan mempertahankan tarif universal 10% untuk semua impor, bahkan setelah perjanjian dagang tercapai, kecuali ada tawaran dagang yang sangat menguntungkan. Pernyataan ini memicu kekhawatiran bahwa tekanan inflasi akibat tarif bisa bertahan lebih lama dari perkiraan, terutama menjelang rilis data inflasi AS untuk April. Bank of America memperkirakan dampak tarif akan mulai terlihat melalui kenaikan harga mobil dan mendorong inflasi dalam beberapa bulan ke depan.

Investor global memangkas eksposur terhadap dolar ke level mendekati titik terendah historis, di tengah ekspektasi bahwa keunggulan ekonomi AS akan mulai memudar dan bahwa indeks dolar telah mencapai puncaknya pada paruh pertama tahun ini.

Faktor-faktor seperti valuasi tinggi, penyempitan selisih suku bunga dengan negara lain, serta kekhawatiran fiskal AS menjadi hambatan utama bagi penguatan dolar lanjutan. Meskipun Federal Reserve menahan suku bunga pada pertemuan Mei dan belum memberi sinyal penurunan, sebagian besar pelaku pasar menilai ini tidak cukup untuk menopang reli dolar dalam jangka panjang. Dolar boleh jadi masih kuat hari ini, namun konsensus di pasar menatap arah sebaliknya.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Trump Tegaskan Tarif 10% Tetap Berlaku
    Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mempertahankan tarif universal 10% atas impor meskipun ada kesepakatan dagang, kecuali jika mitra dagang menawarkan syarat yang menguntungkan.

  • Sentimen Pasar: Keyakinan Tinggi untuk Short USD
    Survei Bank of America menunjukkan bahwa short USD adalah posisi dengan keyakinan tertinggi untuk 2025, meskipun dolar masih kuat. Eksposur terhadap USD mendekati titik terendah historis.

  • Faktor Tekanan bagi Dolar
    Faktor-faktor seperti valuasi, penyempitan selisih suku bunga, dan kekhawatiran fiskal AS menjadi hambatan utama untuk penguatan dolar lebih lanjut. Mayoritas investor memperkirakan indeks dolar telah atau akan mencapai puncaknya pada paruh pertama 2025.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Emas Melesat di Tengah Ancaman Tarif Trump dan Ketegangan Global.

  • Indeks dolar (DXY) turun 0,32% ke 100,31, membuat emas lebih murah bagi pembeli internasional.

  • Konflik antara India-Pakistan dan ketidakpastian terkait pembicaraan dagang AS–Tiongkok mendorong permintaan aset safe haven seperti emas.

Harga emas melonjak lebih dari 1% pada Jumat, didorong oleh pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi, yang meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai aset aman. Saat ini, XAU/USD diperdagangkan di atas $3.338, setelah sempat terkoreksi di sesi Asia. Indeks dolar (DXY) turun ke 100,31, memperkuat posisi emas di mata pembeli internasional.

Sentimen risiko memburuk menjelang pertemuan dagang AS–Tiongkok di Swiss, sementara komentar Presiden Trump yang mengisyaratkan tarif 80% terhadap China memicu kekhawatiran pasar. Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan juga memperkuat permintaan safe haven. Para analis menilai de-eskalasi ketegangan global masih diragukan, terutama setelah sinyal keras dari Washington.

Sementara itu, para pejabat The Fed menyuarakan kehati-hatian terhadap outlook ekonomi AS, menyebut kebijakan tarif dapat mempersulit mandat ganda bank sentral. Dengan ekspektasi suku bunga tetap dan inflasi yang bisa meningkat akibat tarif, emas mendapat dukungan fundamental tambahan. Analis memperkirakan logam mulia ini akan menutup pekan dengan kenaikan lebih dari 2%.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Pelemahan Dolar AS: Indeks dolar (DXY) turun 0,32% ke 100,31, membuat emas lebih murah bagi pembeli internasional.

  • Turunnya Imbal Hasil Obligasi AS: Yield AS yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas (yang tidak berimbal hasil).

  • Ketegangan Geopolitik: Konflik antara India-Pakistan dan ketidakpastian terkait pembicaraan dagang AS–Tiongkok mendorong permintaan aset safe haven seperti emas.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Minyak Menguat 2%, Optimisme Dagang Bakar Harapan Baru Pasar Energi.

  • Ketegangan meningkat di Timur Tengah, termasuk serangan misil yang digagalkan Israel, yang turut mendukung kenaikan harga minyak dengan meningkatkan ketidakpastian geopolitik.

  • Meskipun OPEC+ berencana meningkatkan output minyak, penurunan produksi di negara-negara seperti Libya, Venezuela, dan Irak memberikan sinyal ketatnya pasokan minyak, menambah sentimen positif bagi pasar minyak.

Harga minyak melonjak hampir 2% pada Jumat dan mencetak kenaikan mingguan pertama sejak pertengahan April, didorong oleh optimisme pasar atas kesepakatan dagang AS-Inggris dan harapan perbaikan hubungan dagang dengan Tiongkok. Brent ditutup di $63,91 per barel dan WTI di $61,02, masing-masing naik lebih dari 4% dalam sepekan.

Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut tarif 80% terhadap China “terasa tepat” memicu spekulasi bahwa tarif 145% saat ini bisa dilonggarkan. Ditambah, ekspor Tiongkok melonjak di atas ekspektasi, meningkatkan kepercayaan menjelang pertemuan penting antara pejabat tinggi AS dan Tiongkok di Swiss pada 10 Mei. Di sisi lain, ketegangan di Timur Tengah ikut mendorong sentimen positif di pasar energi.

Meski demikian, outlook harga minyak masih dibayangi ketidakpastian terkait kebijakan dagang AS, sanksi terhadap Iran dan Rusia, serta potensi kenaikan produksi OPEC+. Namun survei Reuters menunjukkan produksi OPEC sedikit menurun pada April, memberikan sentimen tambahan bagi pasar yang tengah berharap banyak pada hasil pembicaraan dagang global.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Kenaikan Harga Minyak: Harga minyak mentah Brent dan WTI masing-masing naik sekitar 1,7% dan 1,9% pada hari Jumat, dengan kedua benchmark mencatatkan kenaikan lebih dari 4% selama seminggu.

  • Kesepakatan Dagang AS-Inggris dan Harapan AS-Tiongkok: Optimisme pasar energi didorong oleh kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris serta harapan kesepakatan serupa akan tercapai antara AS dan Tiongkok dalam pertemuan yang dijadwalkan di Swiss.

  • Pernyataan Trump tentang Tarif 80% untuk China: Presiden Donald Trump mengungkapkan kemungkinan tarif 80% untuk barang-barang Tiongkok, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tarif 145% yang saat ini diterapkan, yang memberi harapan akan de-eskalasi perang dagang.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dan adanya perubahan sentimen pasar terhadap harga komiditi, forex dan indeks saham AS.

Share on: