Dolar AS Goyah Meski NFP Kuat, Pasar Lebih Percaya Pemangkasan Suku Bunga.

  • Pasar masih memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini, hanya waktunya saja yang bergeser dari Juni ke Juli. Ekspektasi pemangkasan suku bunga adalah tekanan negatif untuk dolar.

  • Beberapa ekonom besar menilai bahwa pelonggaran moneter tetap dibutuhkan karena perlambatan ekonomi AS akan makin terlihat di pertengahan tahun. Ini menambah tekanan terhadap dolar.

Indeks Dolar AS (DXY) melemah pada Jumat meski data Nonfarm Payrolls (NFP) bulan April menunjukkan kenaikan 177.000 pekerjaan, melampaui ekspektasi 130.000. Namun, revisi turun untuk data Februari dan Maret sebesar 58.000 pekerjaan serta stagnasi upah tahunan di 3,8% menurunkan daya tarik laporan tersebut. Tingkat pengangguran tetap di 4,2%, sementara laporan ADP sebelumnya menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja swasta yang sangat lemah, memperkuat sinyal bahwa kekuatan pasar tenaga kerja mulai memudar.

Tekanan terhadap dolar juga datang dari luar negeri. China dikabarkan terbuka untuk negosiasi tarif dengan AS, yang memicu sentimen positif di pasar global dan menurunkan permintaan dolar sebagai aset safe haven. Di sisi lain, kontraksi PDB AS sebesar 0,3% di kuartal pertama memperkuat ekspektasi bahwa perlambatan ekonomi sedang berlangsung. Meskipun ada data positif dari NFP, pasar menilai laporan tersebut mungkin menjadi yang terakhir sebelum tren pelemahan ekonomi semakin nyata.

Ekspektasi pasar kini bergeser, dengan probabilitas pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan Juni turun menjadi 31,8%, sementara peluang untuk pemotongan di Juli naik menjadi 57%. Para ekonom terpecah, namun mayoritas mulai memperkirakan dua hingga tiga kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun. Sentimen dovish ini menekan nilai dolar karena investor mulai mengalihkan perhatian ke potensi pelonggaran moneter lebih lanjut.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • DXY Melemah Meski NFP Kuat: US Dollar Index (DXY) turun meskipun data Nonfarm Payrolls (NFP) bulan April lebih tinggi dari perkiraan, karena revisi turun data sebelumnya dan sentimen dovish pasar terhadap kebijakan The Fed.

  • Data Tenaga Kerja Campuran: NFP naik 177.000, di atas konsensus 130.000, namun di bawah bulan Maret yang direvisi jadi 185.000. Tingkat pengangguran tetap 4,2%, upah tahunan stabil di 3,8%, dan data bulan sebelumnya direvisi turun 58.000 pekerjaan.

  • Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga Mundur ke Juli: Meski data NFP cukup kuat, pasar sekarang lebih banyak memperkirakan pemotongan suku bunga pertama oleh The Fed akan terjadi di Juli, bukan Juni, dengan peluang sebesar 57%.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Emas Tertekan Data Kuat dan Damainya Perang Dagang.

  • Potensi dimulainya kembali dialog dagang AS-China memperkuat selera risiko pasar, membuat investor beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset berisiko.

  • Setelah reli sebelumnya, investor mengambil keuntungan dan mempercepat penurunan harga emas, yang sempat menyentuh $3,222.

Harga emas (XAU/USD) turun lebih dari 0,35% pada Jumat dan diperkirakan mengakhiri pekan dengan kerugian lebih dari 2,5%. Penurunan ini terjadi seiring dengan menguatnya selera risiko pasar setelah China menyatakan kesiapan berdialog dengan AS soal perdagangan, serta data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari ekspektasi. Para investor memanfaatkan momentum ini untuk aksi ambil untung, mendorong harga emas turun dari puncaknya di $3.269 ke level $3.226.

Laporan Nonfarm Payrolls AS menunjukkan penambahan 177.000 pekerjaan pada April, melebihi estimasi pasar sebesar 130.000 meskipun lebih rendah dari revisi Maret. Tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2%, sementara kenaikan upah melambat. Imbal hasil obligasi AS naik tajam, dengan yield 10-tahun melonjak ke 4,312% dan real yield mencapai 2,062%. Ini menekan daya tarik emas karena meningkatnya opportunity cost untuk memegang aset non-yielding.

Pasar kini hanya memproyeksikan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 78 basis poin untuk tahun ini, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya. Sentimen pelaku pasar juga dipengaruhi oleh pernyataan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga dalam rapat kebijakan berikutnya. Dengan tekanan dari sisi fundamental dan teknikal, sentimen jangka pendek untuk emas tetap negatif.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harga Emas Melemah Mingguan Lebih dari 2,5%: Harga emas (XAU/USD) turun lebih dari 0,35% pada hari Jumat dan diperkirakan mengakhiri pekan dengan penurunan mingguan lebih dari 2,5%, ditekan oleh penguatan sentimen risiko dan aksi ambil untung.

  • Data Ketenagakerjaan AS Kuat Tekan Harga Emas: Nonfarm Payrolls AS untuk April naik 177K, melebihi ekspektasi 130K, dan menjaga tingkat pengangguran tetap di 4,2%, memicu spekulasi pengurangan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

  • Penurunan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga: Pasar kini hanya memperkirakan 78 bps pemangkasan suku bunga oleh The Fed tahun ini, dibandingkan empat kali sebelumnya, sehingga menekan harga emas yang sensitif terhadap kebijakan moneter.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.

Gejolak Pasar Emas Hitam: Harga Minyak Terjun Bebas Jelang Pertemuan OPEC+

  • Brent turun lebih dari 8% dan WTI kehilangan sekitar 7,7% dalam sepekan, dengan penurunan lebih dari 1% pada hari Jumat menjelang rapat OPEC+.

  • Pertemuan dipercepat dari Senin ke Sabtu, dan pasar mengantisipasi kemungkinan peningkatan produksi hingga 410.000 barel per hari pada bulan Juni, terutama karena rendahnya kepatuhan Kazakhstan terhadap pemangkasan sebelumnya dan cadangan OECD yang lebih rendah dari ekspektasi.

Pasar minyak global mengalami pukulan telak dengan Brent mencatat penurunan lebih dari 8% dan WTI kehilangan sekitar 7,7% dalam sepekan, menjadikannya penurunan mingguan terbesar sejak akhir Maret. Tekanan jual semakin intens menjelang pertemuan OPEC+ yang dipercepat dari jadwal semula Senin menjadi Sabtu, 5 Mei, di tengah spekulasi kemungkinan peningkatan produksi hingga 410.000 barel per hari pada bulan Juni, terutama dipicu oleh rendahnya kepatuhan Kazakhstan terhadap pemangkasan sebelumnya dan cadangan OECD yang lebih rendah dari ekspektasi.

Ketidakpastian pasar semakin meningkat seiring sikap Arab Saudi yang memberi sinyal kesiapan untuk menoleransi harga rendah dan enggan melakukan pemangkasan produksi tambahan. Sentimen ini diperburuk oleh ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, termasuk ancaman sanksi AS terhadap pembeli minyak Iran dan hubungan AS-China yang belum menemui titik terang, menciptakan tekanan ganda bagi pelaku pasar komoditas energi global.

Prospek harga minyak ke depan sangat bergantung pada hasil pertemuan OPEC+ mendatang, dengan analisis Citi menunjukkan skenario “bearish” yang dapat menekan Brent hingga $45-$50, atau berpotensi kembali di atas $70 jika OPEC+ menahan produksi dan sanksi Iran diperketat. Para analis juga mengamati bahwa harga WTI sekitar $45 merupakan titik impas operasional bagi banyak produsen minyak AS berdasarkan survei Dallas Fed, yang berpotensi menjadi garis pertahanan fundamental bagi pasar minyak jika tren penurunan berlanjut.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Tekanan Jelang Keputusan OPEC+: Pasar mengantisipasi potensi peningkatan produksi sebesar 410.000 bpd pada pertemuan OPEC+ 5 Mei, yang meningkatkan kekhawatiran kelebihan pasokan.

  • Penurunan Harga Mingguan Signifikan: Brent turun >8% dan WTI turun ~7,7% dalam seminggu—menandakan tekanan jual yang kuat dan sikap hati-hati investor.

  • Sinyal Saudi Arabia Siap Terima Harga Lebih Rendah: Arab Saudi menyampaikan tidak akan mendukung harga dengan pemangkasan lebih lanjut, memperkuat tekanan turun.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari AS hari ini yaitu: 

  • S&P Global Services PMI (April):
    PMI (Purchasing Managers’ Index) Sektor Jasa mengukur aktivitas bisnis di sektor jasa Amerika Serikat. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara di bawah 50 menunjukkan kontraksi. 

  • ISM Non-Manufacturing PMI (April):
    Ini adalah indikator serupa yang diterbitkan oleh Institute for Supply Management, mengukur kesehatan sektor jasa AS yang mencakup sekitar 80% ekonomi AS. 

  • ISM Non-Manufacturing Prices (April):
    Komponen harga dari laporan ISM Non-Manufacturing yang mengukur tekanan harga di sektor jasa. 

Dari data – data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data S&P Global Services PMI rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Data ISM Non Manufacturing PMI rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Data ISM Non Manufacturing Prices rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

S&P Global Services PMI rilis lebih rendah dari data sebelumnya

ISM Non-Manufacturing PMI (Apr) rilis lebih rendah dari data sebelumnya.

Share on: