Tarik Ulur Tarif: Trump Klaim Negosiasi, China Bungkam.

Trump klaim negosiasi tarif aktif, tapi China secara terbuka membantah.
Ketidakpastian kebijakan dagang picu kekhawatiran global akan risiko resesi.
Dolar AS menguat tipis pada Jumat dengan indeks DXY naik sekitar 0,37%, di tengah kebingungan pasar atas pernyataan saling bertentangan dari AS dan China terkait negosiasi tarif. Presiden Donald Trump menyebut bahwa pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping telah berlangsung, bahkan menyatakan adanya kemajuan menuju kesepakatan. Namun, Beijing membantah klaim tersebut secara tegas, menyatakan tidak ada diskusi atau negosiasi tarif yang sedang berlangsung.
Ketegangan ini muncul menjelang rapat FOMC 7 Mei, di mana pasar memperkirakan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Sementara itu, Trump juga mengklaim telah mencapai tahap akhir kesepakatan tarif dengan Jepang, serta mengungkap adanya “200 kesepakatan dagang” yang disebut akan selesai dalam beberapa minggu, meski tanpa rincian jelas.
Meski negosiasi global berjalan intensif, kejelasan hasilnya masih minim. Beberapa sinyal de-eskalasi muncul dari China, seperti pembebasan tarif untuk sejumlah produk AS. Namun, di pertemuan IMF, para pejabat dunia tetap khawatir tarif yang terus bergulir bisa mengancam pertumbuhan global dan meningkatkan risiko resesi.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
Dolar AS Menguat Tipis
USD menguat sekitar 0,37% di tengah ketidakpastian pasar akibat pernyataan yang saling bertentangan antara AS dan China soal negosiasi tarif, dengan AS mengklaim ada pembicaraan, sementara China membantah.Ketidakjelasan Negosiasi AS-China
Trump mengklaim telah berbicara dengan Presiden Xi dan menyebut adanya negosiasi, namun China secara tegas menyatakan tidak ada pembicaraan tarif yang berlangsung, menciptakan kebingungan pasar.Potensi Pemotongan Suku Bunga oleh The Fed
Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, membuka peluang pemotongan suku bunga pada Juni, tergantung data ekonomi mendatang, menjelang rapat FOMC 7 Mei.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Harga Emas Terjun Saat Isu Damai Dagang AS-China Redupkan Daya Tarik Safe Haven.

Harga emas jatuh lebih dari 2% karena meredanya kekhawatiran perang dagang AS-China dan menguatnya dolar AS.
Sentimen konsumen AS memburuk, namun emas tetap gagal menguat karena aksi ambil untung dan harapan de-eskalasi geopolitik.
Harga emas dunia jatuh tajam pada Jumat, menyusul membaiknya selera risiko pasar di tengah harapan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Spot gold turun 2,1% menjadi $3.277,29 per ons, sementara kontrak berjangka emas Juni melemah 1,9% ke $3.286,67 per ons. Bloomberg melaporkan bahwa China mempertimbangkan untuk mengecualikan beberapa produk AS dari tarif 125%, yang disambut positif oleh pasar meski Beijing belum mengonfirmasi pembicaraan resmi dengan Washington.
Komentar Presiden AS Donald Trump yang menyebut pembicaraan masih berlangsung, dan pernyataannya tentang potensi kesepakatan tarif dengan Jepang, turut mendongkrak sentimen risiko dan menekan permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Namun, Trump kemudian menegaskan bahwa tarif terhadap China tak akan dicabut tanpa konsesi, membuat pasar kembali volatil. Sementara itu, dolar AS tetap kuat dengan indeks DXY naik 0,23% ke 99,51, memperparah tekanan pada harga emas.
Data terbaru dari University of Michigan menunjukkan penurunan tajam dalam sentimen konsumen AS di bulan April, sekaligus kenaikan ekspektasi inflasi jangka pendek dari 5% ke 6,5%. Meskipun imbal hasil obligasi AS turun, emas tetap gagal menguat karena aksi ambil untung menjelang akhir pekan. Pasar kini menanti rilis data penting seperti PDB kuartal I, ISM, dan NFP yang dapat mempengaruhi prospek kebijakan suku bunga The Fed di paruh kedua tahun ini.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
Harga emas turun signifikan pada hari Jumat, jatuh lebih dari 2% karena sentimen risiko membaik setelah laporan bahwa China mempertimbangkan untuk membebaskan beberapa barang AS dari tarif, mengisyaratkan potensi de-eskalasi konflik dagang.
Permintaan aset safe haven seperti emas melemah, karena investor mulai beralih ke aset berisiko seperti saham setelah komentar Trump tentang potensi kesepakatan tarif dengan Jepang dan adanya “pembicaraan” dengan China—meskipun Beijing membantahnya.
Dolar AS tetap menguat meski sempat terkoreksi, dengan indeks DXY naik 0,23%, menambah tekanan pada harga emas yang sebelumnya mencetak rekor.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Harga Minyak Tertekan Ancaman Oversupply dan Konflik Dagang AS–China.

Minyak turun mingguan karena pasar khawatir terhadap pasokan berlebih dan konflik dagang global.
OPEC+ dan potensi kembalinya minyak Rusia bisa memperparah tekanan harga.
Harga minyak naik tipis pada Jumat namun tetap mencatat penurunan mingguan akibat kekhawatiran oversupply dan ketidakpastian terkait perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Brent ditutup naik 32 sen di $66,87 per barel, sementara WTI menguat 23 sen ke $63,02 per barel—keduanya turun masing-masing 1,6% dan 2,6% dalam sepekan.
China memberi sinyal meredanya tensi dagang dengan mengecualikan beberapa produk AS dari tarif, namun Beijing membantah adanya negosiasi aktif. Sentimen pasar tetap rapuh, terutama karena spekulasi bahwa OPEC+ bisa mempercepat peningkatan produksi mulai Juni dan potensi kembalinya pasokan Rusia jika perang Ukraina berakhir.
Tambahan pasokan global semakin mungkin terjadi, terlihat dari kenaikan dua rig pengeboran minyak di AS dalam sepekan terakhir. Risiko permintaan yang melemah akibat perlambatan ekonomi turut memperbesar tekanan terhadap harga minyak dalam jangka pendek.
Â
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
Reda Kekhawatiran Geopolitik dan Dagang: Tanda-tanda potensi deeskalasi konflik dagang AS–China mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Minimnya Daya Dukung dari Yield: Meski yield obligasi AS turun, emas tetap tidak mampu menguat, menunjukkan lemahnya minat beli.
Kuatnya Dolar AS: Dolar tetap menguat meskipun DXY sedikit terkoreksi, membatasi pemulihan harga emas.
Profit Taking Menjelang Akhir Pekan: Banyak trader membukukan keuntungan setelah emas sempat mencetak rekor, mempercepat koreksi harga.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dari aspek fundamental dan perubahan sentimen pasar.