Pasar Saham AS Terkoreksi, Ketegangan Perdagangan dan Isu Suku Bunga Picu Volatilitas.

Analisa Fundamental Magnetfx 8 Agustus
  • Trump yakin kesepakatan dagang dengan China akan tercapai.

  • Trump kembali kritik Jerome Powell, menyebutnya lambat dan mengancam untuk memecatnya, meskipun ada kekhawatiran dari pejabat bahwa tindakan itu bisa mengguncang pasar.

Pasar saham AS mengalami fluktuasi tajam pada hari Kamis, dengan S&P 500 ditutup sedikit menguat 0,2%, meskipun sempat mencapai level lebih tinggi sebelum akhirnya mengalami aksi ambil untung. Dow Jones tergerus 527 poin (-1,3%) dan Nasdaq turun tipis (-0,1%), menjelang libur Good Friday. Semua indeks utama AS diperkirakan akan mencatatkan penurunan mingguan, dengan Nasdaq hampir memasuki wilayah bear market di tengah ketidakpastian terkait kebijakan tarif.

Presiden Donald Trump kembali menyatakan optimisme bahwa AS akan segera mencapai kesepakatan dagang “sangat baik” dengan China meski ada pertemuan antara Presiden Xi dan beberapa sekutu AS. Trump menegaskan bahwa tarif yang diterapkan AS telah memberikan pemasukan besar bagi negara, meningkatkan pandangannya tentang efektivitas kebijakan perdagangan saat ini. Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan global dan upaya diplomatik yang terus berlanjut.

Di sisi politik, ketegangan perdagangan AS terus berlanjut. Presiden Trump mengungkapkan adanya “kemajuan besar” dalam negosiasi tarif dengan Jepang, yang membuka harapan untuk resolusi perdagangan yang lebih baik. Namun, ia kembali mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell atas penolakannya untuk memangkas suku bunga, bahkan mengancam untuk memecat Powell jika kebijakan ini tidak berubah. Powell tetap menegaskan bahwa mempertahankan ekspektasi inflasi jangka panjang adalah prioritas utama bagi bank sentral.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Pasar saham AS bergejolak karena ketidakpastian tarif dan aksi ambil untung; Nasdaq mendekati wilayah bear market.

  • Trump kembali kritik Jerome Powell, menyebutnya lambat dan mengancam untuk memecatnya, meskipun ada kekhawatiran dari pejabat bahwa tindakan itu bisa mengguncang pasar.

  • Trump klaim kemajuan dagang dengan Jepang, tapi kembali menyerang Powell soal suku bunga.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Harga Emas Terkoreksi Setelah Rally Tajam, Gejolak Kebijakan AS Menjadi Pemicu.

  • Ketua The Fed, Jerome Powell, memberi sinyal hawkish dengan menyatakan bahwa ekonomi lemah dan inflasi tinggi bisa saling bertabrakan dengan mandat ganda The Fed.

  • Setelah lonjakan pengiriman emas ke AS sejak Desember sebagai langkah antisipatif terhadap tarif, kini aliran logam mulia berbalik ke Swiss.

Harga emas mengalami koreksi 0,60% pada Kamis menjelang libur Paskah setelah reli luar biasa hampir $400 dalam tujuh hari terakhir, yang sebelumnya dipicu oleh ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Emas kini diperdagangkan di $3.319, turun dari rekor tertinggi $3.357. Sentimen pasar semakin waspada pasca pidato hawkish Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang mengindikasikan risiko stagflasi akibat ketegangan antara pertumbuhan ekonomi yang lemah dan inflasi yang tinggi.

Selain itu, aliran emas yang sebelumnya mengalir ke AS sebagai antisipasi terhadap tarif perdagangan kini mulai berbalik arah. Impor emas ke Swiss dari AS melonjak 32% pada Maret, sementara ekspor dari Swiss ke AS menurun drastis. Data ini mencerminkan perubahan sentimen investor, yang kini lebih memilih menyimpan logam mulia di Swiss, pusat pemrosesan dan transit terbesar dunia.

Di pasar komoditas, stok emas di gudang Comex mengalami penurunan signifikan, turun 1,5 juta ons troy sejak awal April. Meskipun arus keluar emas ini menunjukkan volatilitas pasar, sebagian besar logam mulia masih tetap berada di AS sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar yang terus berlanjut, sementara sanksi perdagangan AS terus mempengaruhi sentimen investor.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harga Emas Terkoreksi Setelah Reli Tajam, Dipicu oleh Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan AS
    Emas turun 0,60% pada Kamis menjelang libur Paskah, setelah sebelumnya melonjak hampir $400 dalam tujuh hari. Kenaikan sebelumnya dipicu oleh ketidakpastian seputar tarif perdagangan AS. Kini emas berada di $3.319, turun dari rekor tertinggi $3.357.

  • Pidato Powell Picu Kekhawatiran Stagflasi
    Ketua The Fed, Jerome Powell, memberi sinyal hawkish dengan menyatakan bahwa ekonomi lemah dan inflasi tinggi bisa saling bertabrakan dengan mandat ganda The Fed. Ini membuka peluang skenario stagflasi, yang membuat pasar berhati-hati.

  • Perubahan Aliran Emas: Dari AS Kembali ke Swiss
    Setelah lonjakan pengiriman emas ke AS sejak Desember sebagai langkah antisipatif terhadap tarif, kini aliran logam mulia berbalik ke Swiss. Eksport emas AS ke Swiss turun 32% pada Maret, sementara impor Swiss dari AS melonjak ke level tertinggi dalam 13 bulan.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Melejit! Sanksi Iran dan Damai Dagang Angkat Sentimen Pasar.

  • Untuk minggu ini, Brent dan WTI sama-sama mencatatkan kenaikan sekitar 5%, menjadi pekan positif pertama dalam tiga minggu terakhi.

  • Dalam pertemuan di Washington, Presiden Trump dan PM Italia Giorgia Meloni menyampaikan optimisme soal penyelesaian ketegangan dagang AS-Eropa

Harga minyak dunia melonjak lebih dari 3% pada Kamis, didorong oleh harapan tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta sanksi baru Washington terhadap Iran. Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menunjukkan optimisme tinggi dalam menyelesaikan ketegangan dagang, membuka peluang bagi peningkatan permintaan energi global.

Sanksi terbaru dari AS menyasar kilang kecil di China dan kapal-kapal yang terlibat dalam pengiriman minyak Iran, memperbesar kekhawatiran terganggunya pasokan global. Di sisi lain, OPEC+ juga memperkuat sinyal dukungan pasar dengan menyatakan kesiapan untuk memangkas produksi tambahan, terutama dari Irak dan Kazakhstan, sebagai upaya menjaga keseimbangan pasar.

Meski sentimen jangka pendek tetap positif, pasar tetap mewaspadai potensi perlambatan permintaan. Lembaga seperti IEA, Goldman Sachs, dan JPMorgan memangkas proyeksi pertumbuhan konsumsi minyak akibat dampak tarif dan ketegangan dagang global. Dengan libur Paskah mendekat dan volume perdagangan menipis, volatilitas harga masih mungkin berlanjut dalam waktu dekat.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Harga Minyak Naik Lebih dari 3% karena Optimisme Kesepakatan Dagang dan Sanksi Iran
    Harga Brent naik $2,11 (3,2%) ke $67,96 per barel, sementara WTI naik $2,21 (3,54%) ke $64,68. Lonjakan ini dipicu oleh harapan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa serta sanksi baru AS terhadap Iran yang memperkuat kekhawatiran pasokan.

  • Kinerja Mingguan Positif Setelah Tiga Pekan Melemah
    Untuk minggu ini, Brent dan WTI sama-sama mencatatkan kenaikan sekitar 5%, menjadi pekan positif pertama dalam tiga minggu terakhir. Kenaikan ini terjadi menjelang libur Paskah dengan volume perdagangan yang lebih tipis.

  • Trump dan PM Italia Optimis Soal Perjanjian Dagang AS-Uni Eropa
    Dalam pertemuan di Washington, Presiden Trump dan PM Italia Giorgia Meloni menyampaikan optimisme soal penyelesaian ketegangan dagang AS-Eropa. Trump menyatakan AS memiliki posisi kuat karena “punya sesuatu yang semua orang butuhkan,” merujuk pada energi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dari aspek fundamental dan perubahan sentimen pasar.

Share on: