S&P 500 Gagal Mencapai Santa Reli, Awal 2025 yang Buram untuk S&P 500

- S&P 500 gagal mencapai reli Santa, mencatatkan peluang lebih besar untuk Januari yang negatif dan potensi pembentukan pola bearish teknikal.
- Dolar AS melemah, dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan Trump dan sikap hati-hati Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga.
S&P 500 mencatat penurunan 2,5% sepanjang Desember 2024, gagal mencapai reli Sinterklas yang biasanya terjadi. Secara historis, tujuh hari antara akhir Desember dan awal Januari cenderung bullish dengan rata-rata pengembalian 1,6%. Namun, indeks justru turun 0,53%, menandakan sentimen awal tahun yang lebih berisiko. Bank of America mencatat bahwa tanpa reli Santa, Januari memiliki peluang 52% menjadi negatif, dengan rata-rata penurunan 0,29%. Jika Januari melemah, “Barometer Januari” yang bearish dapat memprediksi tahun sulit bagi ekuitas.
Secara teknikal, S&P 500 saat ini menguji level support penting antara 5864-5783. Jika terjadi penembusan, pola bearish head-and-shoulders dapat terbentuk, dengan target support berikutnya di level 5700-5650. Sebaliknya, penembusan ke atas resistance di level 6017-6050 dapat meniadakan prospek bearish. Performa awal Januari akan menjadi kunci arah pasar di 2025, terutama dalam konteks Siklus Presidensial yang cenderung membawa volatilitas tinggi dan hasil beragam.
Ketidakpastian pasar juga tercermin pada dolar AS, yang melemah dalam perdagangan awal minggu akibat laporan tentang potensi tarif yang akan diterapkan Presiden terpilih Donald Trump. Meskipun Trump membantah laporan tersebut, volatilitas dolar tetap tinggi. Indeks dolar turun 0,64% ke level 108,26, sementara euro menguat 0,76% ke $1,0386. Komentar dari pejabat Federal Reserve mengenai perlunya sikap hati-hati terhadap pemotongan suku bunga mendukung dolar untuk memangkas kerugian.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Dolar AS melemah hingga 0,64% pada awal minggu setelah laporan bahwa Presiden terpilih Donald Trump mempertimbangkan tarif selektif untuk sektor tertentu. Meskipun laporan ini dibantah, volatilitas pasar tetap tinggi, menambah tekanan pada dolar.
- Pejabat Federal Reserve, seperti Gubernur Lisa Cook, menekankan perlunya kebijakan yang hati-hati terkait pemotongan suku bunga. Sikap ini menekan dolar karena ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di masa depan.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.
Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:
- Penurunan 2,5% pada Desember 2024 dan kegagalan reli Santa menandakan potensi pelemahan pada Januari. Sejarah menunjukkan bahwa tanpa reli Santa, peluang Januari negatif mencapai 52%, yang dapat memperkuat sentimen bearish.
- S&P 500 menguji support di level 5864-5783. Jika terjadi penembusan ke bawah, pola head-and-shoulders yang bearish dapat terbentuk dengan target lebih rendah di 5700-5650.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Indeks Saham AS melemah.
Berita Harga Emas: Penurunan Tipis Akibat Dolar yang Lebih Kuat.

- Ekspektasi Fed yang hawkish mendukung penguatan dolar, menekan harga emas.
- Data ekonomi AS dan risalah rapat FOMC menjadi fokus utama untuk minggu ini.
Harga emas melemah tipis pada hari Senin, dipengaruhi oleh penguatan dolar AS yang didorong ekspektasi pelonggaran moneter yang lebih lambat oleh Federal Reserve. Harga emas spot turun 0,04% ke $2.637,95 per ons, sementara emas berjangka Februari turun 0,2% ke $2.648,86 per ons. Logam mulia ini melanjutkan pelemahannya sejak akhir Desember, di tengah pernyataan pejabat Fed yang hawkish tentang kebijakan suku bunga pada 2025.
Pidato agresif dari pejabat Fed, termasuk Gubernur Lisa Cook dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly, memperkuat sentimen penguatan dolar. Mereka menekankan bahwa inflasi tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat mendorong kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut. Dolar AS stabil di level tertinggi sejak November 2022, sementara imbal hasil Treasury yang lebih tinggi membebani emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Data ekonomi AS yang lemah, termasuk penurunan aktivitas bisnis di sektor jasa dan pesanan pabrik, semakin memengaruhi pasar. Fokus investor kini tertuju pada data Nonfarm Payrolls, risalah FOMC, dan klaim pengangguran yang akan datang, yang berpotensi memberikan lebih banyak petunjuk tentang arah kebijakan suku bunga Fed.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Harga emas tertekan akibat penguatan dolar AS yang didorong oleh ekspektasi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Komentar hawkish dari pejabat Fed memperkuat pandangan ini, menambah tekanan pada emas.
- Imbal hasil obligasi Treasury AS yang meningkat menambah beban pada logam kuning, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil. Spekulasi bahwa kebijakan fiskal baru di bawah pemerintahan Trump dapat memicu inflasi lebih lanjut juga mendukung kenaikan imbal hasil.
- Data ekonomi AS yang lemah, seperti penurunan pesanan pabrik dan aktivitas sektor jasa, dapat memberikan dukungan terbatas bagi emas jika data ini memperburuk prospek ekonomi AS. Namun, fokus pasar tetap pada Nonfarm Payrolls dan risalah FOMC yang akan menentukan arah kebijakan Fed selanjutnya.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas melemah.
Harga Minyak Tertekan Dolar Kuat di Tengah Volatilitas Pasar.

Ekspektasi stimulus Tiongkok dan cuaca dingin ekstrem di AS-Eropa menopang harapan peningkatan permintaan energi.
Penguatan dolar membatasi kenaikan harga minyak dengan meningkatkan biaya impor minyak mentah bagi pembeli internasional.
Harga minyak mentah melemah pada Senin meskipun sempat didukung cuaca dingin dan aktivitas jasa yang lebih kuat di Eropa. Pada pukul 15:25 ET, minyak mentah Brent turun 0,35% menjadi $76,24 per barel, sementara WTI turun 0,5% ke $72,85 per barel. Penurunan ini terjadi setelah data ekonomi AS dan Eropa yang lemah, termasuk inflasi Eropa yang tinggi dan penurunan pesanan barang manufaktur AS, membatasi optimisme pasar.
Di sisi positif, ekspektasi peningkatan permintaan di Tiongkok, didorong oleh rencana stimulus dari Beijing, serta cuaca dingin ekstrem di AS dan Eropa, memberikan dukungan. Sementara itu, sektor jasa zona euro menunjukkan pemulihan, meningkatkan harapan permintaan energi yang lebih baik. Namun, penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi dua tahun, menahan potensi kenaikan harga minyak karena meningkatkan biaya minyak bagi pembeli internasional.
Fokus pasar kini juga terarah pada kebijakan proteksionis Presiden Donald Trump yang baru, yang dapat memperketat pasokan minyak melalui sanksi terhadap Iran dan Rusia. Penegakan sanksi ini dapat memperketat pasar energi, meskipun hal ini juga memberikan peluang bagi OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Dengan data ekonomi utama AS yang akan dirilis minggu ini, seperti Nonfarm Payrolls, volatilitas minyak diperkirakan tetap tinggi.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Penguatan dolar AS ke level tertinggi dalam dua tahun membuat minyak lebih mahal bagi pembeli internasional, mengurangi permintaan.
- Data ekonomi lemah dari AS dan Eropa, seperti inflasi tinggi di Eropa dan penurunan pesanan barang manufaktur AS, mencerminkan prospek pertumbuhan yang melambat.
- Ekspektasi stimulus ekonomi dari Tiongkok meningkatkan harapan permintaan energi global.
- Cuaca dingin ekstrem di AS dan Eropa memacu permintaan minyak pemanas.
- Potensi pengetatan pasokan akibat sanksi terhadap Iran dan Rusia dapat memperketat pasar energi.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak beragam.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Terdapat laporan data fundamental dari Kawasan Eropa dan AS hari ini yaitu:
- Indeks Harga Konsumen (CPI) mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen selama periode tertentu. CPI mencerminkan tingkat inflasi, yaitu seberapa cepat harga barang dan jasa naik dalam perekonomian.
- ISM Non-Manufacturing PMI (Purchasing Managers’ Index) untuk bulan Desember adalah sebuah indeks yang mengukur kinerja sektor non-manufaktur (jasa) di Amerika Serikat.
- ISM Non-Manufacturing Prices (Desember) adalah sub-indeks dalam laporan ISM Non-Manufacturing PMI yang mengukur perubahan harga yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan di sektor non-manufaktur di Amerika Serikat. Indeks ini menunjukkan tekanan inflasi yang dialami oleh bisnis dalam sektor jasa.
- JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) Job Openings (November) adalah laporan yang diterbitkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) yang memberikan informasi tentang jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia di seluruh sektor ekonomi AS pada bulan November.
Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga EUR dan USD.
Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.
Data CPI (YoY) (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk EUR.
Data ISM Non-Manufacturing PMI (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data ISM Non-Manufacturing Prices (Dec) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Data JOLTS Job Openings (Nov) rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk USD.
Perkiraan :
Data CPI (YoY) (Dec) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data ISM Non-Manufacturing PMI (Dec) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.
Data JOLTS Job Openings (Nov) rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.